Concrete Test Hammer adalah alat untuk menguji poin mutu pada beton, alat ini juga diketahui sebagai Swiss Hammer, Schmidt Hammer, atau Rebound Hammer. Hammer test adalah alat serbaguna untuk menilai mutu beton yang telah mengeras.
Meski lazimnya diterapkan untuk menilai compressive strength beton, kongkretnya concrete test hammer bisa memberikan poin evaluasi menyeluruh dari struktur beton loh. Hammer test ini bersifat tak merusak (NDT), gampang diterapkan, dan telah diketahui lama akan kinerja dan hasil pengujiannya yang memuaskan.
Siapa Penemu Rebound Hammer?
Concrete Test Hammer ditemukan pada tahun 1954 oleh Ernst O. Schmidt, seorang insinyur sipil di Zurich, Swiss, dan dimaksimalkan secara komersial oleh Antonio Brandestini via Proceq, perusahaan Swiss yang dia dirikan. Proceq terus menjadi pemimpin dalam produksi dan pengembangan lanjutan dari teknologi ini, namun dikala ini alat hammer test telah tersedia dari beraneka merk.
Kapan Concrete Test Hammer Digunakan?
Pengujian beton pada suatu bangunan sungguh-sungguh diperlukan untuk memutuskan kesesuaian struktur bangunan hal yang demikian. Struktur yang ada seharusnya dinilai integritas strukturalnya sesudah bertahun-tahun terpapar kondisi lingkungan yang keras dan tekanan lainnya. Pengujian NDT pada bangunan dan trotoar yang masih dalam tahap konstruksi bisa memeriksa kekurangan bahan sehingga bisa langsung dibetuli.
Salah satu keunggulan dari concrete test hammer adalah pengumpulan data mutu beton sungguh-sungguh cepat pada bangunan yang masih dalam konstruksi atau bangunan yang telah ada. Pengujian hammer test sederhana bisa menjadikan ilustrasi keseluruhan mutu beton, mendeteksi komponen dengan tenaga lebih rendah, dan mengisolasi area yang rusak pengaruh pembekuan atau kebakaran.
Cara Cara Concrete Test Hammer
Cara kerja concrete test hammer adalah dengan memberi tumbukan pada piston alat hammer test ke permukaan beton sampai mekanisme pegas (spring) menyentuh beton dan melepaskan massa alat hal yang demikian. Hasil dari tumbukan hal yang demikian memberikan indikasi tenaga kuat suatu beton. Penggunaan massa palu memantul kembali, indikator akan geser mencatat angka rebound (poin R) pada skala linier sederhana. Schmidt menemukan bahwa pengevaluasian kekerasan permukaan ini bisa menonjolkan tenaga relatif bila dibandingi dengan hasil uji laboratorium.
Sumber: researchgate.net
Penilaian hammer test bisa menghemat biaya, dan memberikan isu tentang kesesuaian struktur bangunan. Penilaian luas struktur dengan hammer test adalah cara murah untuk memutuskan apakah diperlukan program pengujian yang lebih mendalam.
Unsur compressive strength yang andal bisa dilaksanakan dengan memakai data korelasi dari uji laboratorium. Penting untuk dicatat bahwa ASTM C805 menyatakan bahwa poin rebound tak bisa diterapkan sebagai dasar untuk menerima atau menolak beton.
Hanya-faktor yang secara langsung mempengaruhi angka pantul (Rebound) termasuk tekstur permukaan, kelembaban, usia beton, kedalaman karbonasi, bersama dengan kedekatan agregat, tulangan baja, dan rongga udara, jadi seharusnya berhati-hati dikala memilih dan menyiapkan area pengujian.
Angka pantulan menilai kekerasan permukaan, sehingga permukaan keras atau lunak membutuhkan persiapan sebelum pengujian sepert memakai batu karborundum untuk pengasahan permukaan secara manual. Variasi sedikit kerusakan pada permukaan beton sesudah pengujian rebound hammer test, seringkali cuma meninggalkan bekas kecil di permukaan.
Jenis Concrete Test Hammer
Ada banyak tipe Hammer Test yang tersedia di pasaran. Berikut beberapa tipe hammer test yang sering kali diterapkan:
Hammer Test Schmidt
Schmidt Hammer Test adalah tipe yang kurang biasa, namun yang paling jitu. Hammer Test ini bekerja dengan menilai gaya yang diperlukan untuk mengatasi beton. Schmidt Test Hammer adalah alat yang pas untuk menguji kekerasan beton.
Anda bisa menjalankan pengujian dengan menekan ujung palu ke permukaan beton dan kemudian melepaskannya. Anda bisa memperkirakan pengaruh pantulan palu dan mengaplikasikannya untuk memutuskan kekerasan beton.
Rebound Hammer Test
Hammer Test Rebound manual adalah alat yang diterapkan untuk menguji kekerasan beton, dan juga membantu dalam memutuskan ketebalan pelat beton.
Rebound Hammer Test Manual untuk beton gampang diterapkan dan memberikan hasil yang jitu, dan ini adalah tipe rebound hammer test yang paling biasa. Palu ini bekerja dengan menilai pantulannya dikala jatuh ke beton.
Hammer Test Digital
Hammer Test digital adalah alat fungsional yang membantu menilai potensi tekan beton. Alat ini mengirimkan tumbukan ke sampel substansial dan kemudian menghitung pantulan memakai sensor digital. Detektor digital bisa memberikan pembacaan yang lebih jitu daripada sensor analog standar atau konvensional.
Engineer dan ahli quality control memakai hammer test digital untuk memutuskan bahwa beton memenuhi spesifikasi tenaga yang diperlukan, dan mereka juga membantu dalam mengatasi permasalahan mutu faktual.
Sasaran untuk Pengujian Beton yang Menjalankan
Zona beberapa pengujian hammer test di lokasi yang berbeda pada suatu struktur bangunan membantu menyatukan ilustrasi mutu beton secara keseluruhan, keseragaman, dan tenaga relatif. Seandainya dengan angka rebound rendah bisa dilaksanakan pemeriksaan dan pengujian lebih dalam dengan pengevaluasian Ultrasonic Pulse Velocity Tester (UPVT), tes penetrasi Windsor Probe, atau pengujian non-destruktif lainnya. Sampel inti bisa diambil di komponen tertentu untuk menilai tenaga tekan secara langsung, sementara komponen beton yang menonjolkan tenaga lebih tinggi bisa dilaksanakan pengujian lain waktu.
Cara tujuan Anda adalah untuk menguji tenaga beton, laboratorium pengujian seharusnya memutuskan relasi antara poin Rebound yang dijadikan oleh instrumen tertentu dan uji compressive strength. ASTM C805 dan American Concrete Institute (ACI) 228.1R memberikan panduan lengkap untuk prosedur ini memakai sampel inti atau sampel silinder beton. Sampel inti atau silinder dijepit di antara pelat mesin uji kompresi beton, kemudian pengujian hammer test dilaksanakan pada sampel pas sebelum sampel diuji untuk poin compressive strength.
Para peneliti telah menemukan bahwa menggabungkan dua teknik pengujian yang berbeda menjadikan sangkaan tenaga tekan yang lebih jitu. Cara SONREB (SONic-REBound) memakai algoritma untuk mengkorelasikan data tumbukan dari concrete test hammer dan kecepatan gelombang ultrasonic dari alat Ultrasonic Pulse Velocity Test (UPV) dengan hasil uji compressive strength yang ada.
Cara ini memberikan poin koreksi yang memungkinkan kedua perangkat memperkirakan tenaga beton secara jitu. ASTM C597 menerangkan prosedur untuk memakai pengukur kecepatan pulsa pada beton, namun belum ada prosedur pengujian ASTM atau AASHTO untuk cara SONREB.
Banyak concrete test hammer masih menyertakan table yang mengonversi angka pantul menjadi tenaga tekan tertentu dalam satuan psi atau mPa. ini tak memperhitungkan perbedaan dalam desain campuran, kelembaban permukaan, dan faktor lainnya dan cuma bermanfaat untuk menonjolkan tenaga relatif antara lokasi pengujian yang berbeda.
Rebound hammer juga bisa diterapkan untuk aplikasi geologi dan geoteknik untuk menguji tenaga dan konsistensi formasi batuan. Concrete test hammer bisa menilai usia, pelapukan, dan tenaga dalam formasi batuan atau memperkirakan tingkat penetrasi untuk mesin bor terowongan.
Itulah penjelasan lengkap mengenai hammer test dan cara kerjanya. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi Anda yang ingin memahami tentang alat ini. Kunjungi web kami tiap-tiap hari untuk isu menarik lainnya.
0 komentar: