Memperhatikan regulasi lingkungan dan kondisi udara saat ini, tentu dapat menimbulkan persoalan bagi pabrik yang tingkat pembuangan emisinya berada di bawah standar emisi udara. Salah satu komponen paling susah dalam regulasi lingkungan merupakan melaksanakan monitoring emisi yang keluar. Keadaan yang acap kali muncul bagi pabrik baru ataupun lama merupakan apakah akan melaksanakan monitoring emisi berkala atau berkelanjutan menggunakan Continuous Emission Monitoring System/CEMS. Apa perbedaan kedua sistem monitoring ini?
Perbedaan Pematauan Emisi secara berkala dan Berkelanjutan
Pemantauan Emisi Berkala
Cara ini melibatkan pembacaan konsentrasi partikulat secara berkala. Pemantauan emisi secara berkala dapat dilaksanakan baik secara otomatis ataupun manual. Monitoring otomatis menggunakan perangkat yang melaksanakan pembacaan pada interval tetap dan kemudian menonjolkan alhasil. Cara manual umumnya dilaksanakan dengan pengambilan sampel untuk ditelaah di lab, di mana pelaksanaannya dapat memakan waktu beberapa menit atau malah berhari-hari untuk mendapatkan alhasil. Beberapa sampel diambil dalam waktu yang cukup pesat, yang lain mungkin diambil dalam jangka waktu waktu yang lebih lama seperti perjam atau hari untuk menentukan tingkat emisi rata-rata yang lebih besar.
Pemantauan Emisi Berkelanjutan
Cara ini menggunakan alat continuous emission monitoring system untuk terus melaksanakan pembacaan. Cara ini secara terus menerus mengukur tingkat konsentrasi partikulat dalam pipa gas pabrik. CEMS ini terdiri dari beberapa sistem yang memiliki fungsinya masing-masing seperti mengambil sampel gas, pengkondisian sampel gas, analisa pada sampel, sampai alarm apabila tingkat emisi sudah tak cocok.
Keuntungan Pemantauann Emisi Berkelanjutan
Pemantauan berkala cenderung kurang efektif sebab polutan udara yang kian bervariasi. Ditambah dengan pengerjaan pengambilan sampel gas yang terputus-putus membikin standar emisi tak cocok dengan regulasi. Untuk kasus ini, monitoring secara lanjut menggunakan continuous emission monitoring system (CEMS) lah yang paling pas, sebab data yang dikumpulkan dari CEMS membantu meningkatkan operasi pabrik dan memungkinkan agenda pencegahan yang dapat menghemat tarif perusahaan.
Kesimpulan
Monitoring emisi secara berkala memang kelihatannya memberi layanan yang diperlukan dengan tarif lebih murah. Tapi untuk diterapkan pada banyak kasus, monitoring emisi berkala tak dapat memenuhi persyaratan kualitas udara saat ini. Di sisi lain, banyak pabrik kini diminta untuk memasang Continuous Emission Monitoring System (CEMS) sebagai komponen dari regulasi standar kualitas udara. Saat menentukan untuk melaksanakan pemantauan emisi, Anda harus menentukan semua persyaratan serta benefit apa yang dapat dari pemakaian kedua sistem tersebut.
0 komentar: